FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN EPISIOTOMI PADA IBU BERSALIN DI KLINIK ABI UMMI DW SARMADI PALEMBANG

Main Article Content

Umi Solekah Umi
Mariyam
Nila Rahayu

Abstract

Episiotomi atau disebut juga perineotomi adalah prosedur dimana kulit antara vagina dan anus dipotong (daerah ini disebut perineum) untuk memperbesar jalan lahir sebelum persalinan. Episiotomi dilakukan untuk mencegah robekan vagina selama melahirkan (Ramali, 2003). Episiotomi pada primigravida persentase kejadian antara 0-95%, sedangkan pada multigravida lebih kecil karena jaringan perineum sudah semakin elastis. Lingkar kepala janin yang besar, bayi besar dan perineum kaku dapat berpengaruh terhadap peregangan perineum sehingga dapat terjadi laserasi perineum. Untuk menghindari laserasi yang tidak beraturan maka tindakan episiotomi akan lebih tepat jika dilakukan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan episiotomi pada ibu bersalin primigravida dan multigravida. Jenis Penelitian bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi penelitian seluruh ibu bersalin di Klinik ABI UMMI DW Sarmadi berjumlah 152 responden. Jumlah sampel yaitu 110 responden terdiri dari 26 ibu bersalin primigravida dan 84 ibu bersalin multigravida. Hasil penelitian didapatkan pada ibu bersalin primigravida rata–rata berat badan bayi yang dilakukan tindakan episiotomi 2975 gram didapatkan nilai p_value (0,005) < ? (0,05) yang berarti ada hubungan perbedaan rata rata berat badan bayi pada ibu bersalin primigravida yang tidak dilakukan episiotomi dan yang dilakukan episiotomi. Sedangkan pada ibu bersalin multigravida, perineum yang tidak elastis sebanyak 7 orang (8,3 %) didapatkan nilai p_value (0,001) < ? (0,05) yang berarti ada hubungan antara elastisitas perineum terhadap tindakan episiotomi pada ibu bersalin multigravida. Kesimpulan faktor yang paling mempengaruhi tindakan episiotomi pada ibu bersalin primigravida adalah berat badan bayi. Sedangkan pada ibu bersalin multigravida adalah elastisitas perineum. Saran diharapkan bagi Klinik ABI UMMI DW Sarmadi lebih mempertahankan dan meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan khusunya tentang episiotomi. Dan bagi peneliti lain dapat mengembangkan penelitian sejenis dengan sampel yang lebih besar.

Article Details

Section
Articles