BUDAYA PENGASUHAN BAYI DAN BALITA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING ADAT AMMATOA KAJANG
Main Article Content
Abstract
Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Kejadian stunting dapat dipengaruhi oleh aspek perilaku, terutama pada pengasuhan yang kurang baik dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan balita.Tujuan: untuk mengetahui bagaimana budaya pengasuhan bayi dan balita sebagai pencegahan stunting pada masyarakat Adat Ammatoa Kajang Kabupaten Bulukumba.Metode: penelitian kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam (in-depth interview).Hasil: setiap kebiasaan yang masyarakat lakukan tidak lepas dari kebiasaan orang-orang terdahulu mereka. Dalam hal pengobatan bayi dan balita Masyarakat Ammatoa masih mengandalkan dukun (sanro). Mereka juga memanfaatkan tanaman herbal karena diyakini sangat baik untuk kesehatan maupun untuk perawatan bayi dan balita. Contoh kebiasaan atau perilaku yang mereka sering lakukan sesuai adat Ammatoa seperti Perawatan bayi di kajang bayi baru lahir tersebut belum bisa dimandikan, bayi bisa dimandi ketika tali pusatnya sudah kering/putus pemotongan ari-ari menggunakan bambu runcing, bayi tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari, pemberian ASI eksklusif, .Kesimpulan: masyarakat adat Ammatoa kajang memiliki budaya yang masih sangat kental terkait dengan budaya pengasuhan bayi dan balita khususnya dalam proses pencegahan stunting.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
All right reserved. The articles in this journal are under copyright of JMNS and the author of the article. No part of the articles may be reproduced without permission of the journal management